Hakikat Dunia
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Hakikat Dunia adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Aktualisasi Akhlak Muslim. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 16 Syawal 1441 H / 08 Juni 2020 M.
Ceramah Agama Islam Tentang Hakikat Dunia
Salah satu akhlak muslim adalah zuhud terhadap dunia. Dan sifat zuhud ini tentunya tidak akan bisa ditanamkan di dalam hati kita jika kita tidak mengetahui hakikat dari dunia. Karena zuhud terhadap dunia tentunya kita harus mengetahui hakikat dunia, sehingga kita bisa lebih mengutamakan akhirat daripada dunia.
Banyak sekali ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang memerintahkan supaya kita beramal demi akhirat dan menceritakan betapa kekal dan mulianya akhirat itu. Misalnya di dalam surat An-Nisa ayat 77 Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:
قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقَىٰ
“Katakanlah: ‘kesenangan dunia hanyalah sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.’” (QS. An-Nisa[4]: 77)
Maka Ibnul Qayyim mengatakan bahwa apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, niscaya Allah akan buka mata hatinya sehingga mampu mengetahui hakikat dunia dan juga akhirat lalu ia memilih yang lebih utama dari keduanya, yaitu akhirat.
Dan kandungan Al-Qur’an juga sarat dengan anjuran agar kita bersikap zuhud terhadap dunia dan memperingatkan betapa hinanya dunia itu. Maka dari itu seorang muslim adalah orang yang mengetahui dan dapat melihat dunia itu dengan kacamata syariat.
Di dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat banyak perumpamaan tentang dunia supaya menjadi ibrah dan peringatan bagi manusia. Diantaranya surat Yunus ayat 24 Allah umpamakan dunia itu seperti tanah yang disirami air hujan lalu tumbuhlah tanam-tanaman yang bisa dimakan oleh manusia dan hewan ternak. Ketika dia sampai pada puncak keindahannya dan dikira bahwasanya kenikmatan dan keindahan itu akan kekal abadi ternyata Allah Subhanahu wa Ta’ala mengambil semua itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala membinasakannya, menghancurkannya setelah dia sampai kepada puncak keindahannya. Allah mengatakan:
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّىٰ إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ…
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia seperti air hujan yang diturunkan dari langit lalu tumbuhlah tanam-tanaman dengan subur karena air itu, diantaranya ada yang dimakan manusia tanam-tanaman itu dan ada yang dimakan hewan ternak. Hingga apabila bumi telah sempurna keindahannya dan berhias dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya dan bisa memetik hasilnya, datanglah kepadanya adzab Kami pada waktu malam atau siang hari. Lalu Kami jadikan tanaman itu seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbhu sebelumnya…” (QS. Yunus[10]: 24)
Itulah dunia yang kita usahakan dengan susah payah, dengan cepat dia akan berakhir ataupun berlalu pergi hilang dari hadapan kita.
Selain fana dunia juga melalaikan. Ayat di atas menjelaskan kefanaan dunia itu. Bahwa dunia itu fana.
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ ﴿٢٦﴾
“Setiap apa yang ada di dunia ini pasti fana, pasti hilang, pasti akan berakhir, ada limitnya, ada batasnya.” (QS. Ar-Rahma[55]: 26)
Selain fana, dunia adalah perkara yang melalaikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Hud ayat 20, ini perumpamaan yang lain tentang dunia:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ
“Ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan, senda gurau, perhiasan, saling berbangga di antara kamu dan berlomba-lomba dalam kekayaan dan banyaknya keturunan.”
كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ
“Seperti air hujan yang turun membasahi bumi yang membuat takjub para petani karena tumbuhlah tanaman yang mereka tanam.”
ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا
“Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya menjadi kuning.”
ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا
“Kemudian dia menjadi hancur.” (QS. Al-Hadid[57]: 20)
Itulah dunia. Perumpamaannya seperti tanaman yang ditanam yang membuat takjub para petani yang menanamnya, tapi sejurus kemudian tanaman yang hijau itu berubah menjadi kuning kemudian menjadi gugur hancur. Demikian perumpamaan dunia.
Apa yang sudah berlalu tidak akan dapat kembali, apa yang sudah rusak tidak akan dapat diperbaiki. Kita lihat, kalau kita punya tanaman di rumah atau kita menanam sesuatu di rumah, kita lihat ada dedaunan yang sudah mulai menguning dan kering kemudian hancur bisakah daun yang kuning itu kembali hijau walaupun kita sirami setiap hari, diberi pupuk dan lain sebagainya? Apapun yang kita lakukan terhadap tanaman yang sudah menguning itu dia tidak akan bisa kembali jadi hijau lagi.
Simak pembahasan yang penuh manfaat pada menit ke-08:30
Download MP3 Kajian Hakikat Dunia
Podcast: Play in new window | Download
Download mp3 yang lain tentang Aktualisasi Akhlak Muslim di sini.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48535-hakikat-dunia/